Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil pada mulanya bernama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) yang didirikan oleh pemerintahan Belanda pada tahun 1922. TIB ini didirikan untuk membina industri tekstil dan menyiapkan tenaga ahli di bidang tekstil. Pada zaman penjajahan Jepang, lembaga ini diganti namanya menjadi Orimono Shinkensyo.
Pada tahun 1954, lembaga ini berkembang menjadi Sekolah Tinggi Textil (STT) yang pada masa itu hampir semua lulusan STT bekerja pada industri tekstil dan produk tekstil serta yang berkaitan, mendirikan industri tekstil sendiri atau bekerja sebagai pegawai negeri.
Keberadaan institusi pendidikan di bidang tekstil sendiri terus dikembangkan karena adanya perkembangan ilmu dan pengetahuan di bidang pertekstilan dan juga timbulnya permasalahan yang rumit di industri tekstil. Oleh karena itu pada tahun 1964 didirikanlah Perguruan Tinggi Ilmu Textil (PTIT).
Kemudian berdasarkan Keputusan Departemen Industri Tekstil dan Kerajinan, Institut Teknologi Tekstil didirikan pada tahun 1966 sebagai gabungan dari AKATEX, PTIT, Balai Besar Tekstil dan Pilot Pemintalan.
Selama tahun 1960an, lulusan dari ITT berperan sangat penting pada hampir semua industri tekstil, dimana industri tekstil di Indonesia berkembang dengan cepat dan dapat memenuhi kebutuhan tekstil dalam negeri. Bahkan pada tahun 1970an, Indonesia telah mengekspor komoditi tekstil ke beberapa negara.
ITT sebagai perguruan tinggi di bidang teknologi tekstil berkembang dengan baik menjadi perguruan tinggi yang mempunyai reputasi yang diakui secara internasional. Pada tahun 1970an, ITT dipilih oleh UNIDO untuk mengembangkan industri-industri tekstil di Indonesia dan TNO Belanda untuk membina industri-industri tekstil di Indonesia yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada saat itu juga ITT menjalin kerjasama dengan industri-industri tekstil di Indonesia, universitas di dalam dan luar negeri, perusahan pembuatan mesin dari Jepang dan Eropa dan lembaga internasional lainnya.
Sejak tahun 1981, ITT dibagi menjadi dua lembaga yaitu Balai Besar Tekstil dan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil berdasarkan Keputusan Bersama yang dikeluarkan oleh Menteri Perindustrian dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 6 Juni 1981.
Sejak tahun 1980an, ekspor dari komoditi tekstil telah menghasilkan devisa yang nilainya signifikan bagi negara; dan lulusan STTT telah memberikan kontribusi yang besar dalam menghasilkan devisa ini. Sampai saat ini, STTT adalah satu-satunya perguruan tinggi tekstil milik pemerintah.
LOKASI
Kampus mandiri STTT terletak di [[Jalan Jakarta No. 31 Bandung 40272, no. telpon : 022-7272580, fax:022-7271694 dan website www.stttekstil.ac.id, Indonesia. Kampus ini tepat di pusat kota Bandung sehingga sangat mudah untuk dijangkau oleh kendaraan umum maupun oleh kendaraan pribadi. Tempat tinggal untuk mahasiswa dari luar kota juga tersedia di sekitar kampur dengan harga yang relatif murah. Bandung juga terkenal sebagai kota yang sejuk dan nyaman serta Bandung adalah pusat industri tekstil di Indonesia sehingga menjadikan kampus STTT merupakan tempat yang tepat untuk menimba ilmu dibidang teknologi tekstil.
Pada tahun 1954, lembaga ini berkembang menjadi Sekolah Tinggi Textil (STT) yang pada masa itu hampir semua lulusan STT bekerja pada industri tekstil dan produk tekstil serta yang berkaitan, mendirikan industri tekstil sendiri atau bekerja sebagai pegawai negeri.
Keberadaan institusi pendidikan di bidang tekstil sendiri terus dikembangkan karena adanya perkembangan ilmu dan pengetahuan di bidang pertekstilan dan juga timbulnya permasalahan yang rumit di industri tekstil. Oleh karena itu pada tahun 1964 didirikanlah Perguruan Tinggi Ilmu Textil (PTIT).
Kemudian berdasarkan Keputusan Departemen Industri Tekstil dan Kerajinan, Institut Teknologi Tekstil didirikan pada tahun 1966 sebagai gabungan dari AKATEX, PTIT, Balai Besar Tekstil dan Pilot Pemintalan.
Selama tahun 1960an, lulusan dari ITT berperan sangat penting pada hampir semua industri tekstil, dimana industri tekstil di Indonesia berkembang dengan cepat dan dapat memenuhi kebutuhan tekstil dalam negeri. Bahkan pada tahun 1970an, Indonesia telah mengekspor komoditi tekstil ke beberapa negara.
ITT sebagai perguruan tinggi di bidang teknologi tekstil berkembang dengan baik menjadi perguruan tinggi yang mempunyai reputasi yang diakui secara internasional. Pada tahun 1970an, ITT dipilih oleh UNIDO untuk mengembangkan industri-industri tekstil di Indonesia dan TNO Belanda untuk membina industri-industri tekstil di Indonesia yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada saat itu juga ITT menjalin kerjasama dengan industri-industri tekstil di Indonesia, universitas di dalam dan luar negeri, perusahan pembuatan mesin dari Jepang dan Eropa dan lembaga internasional lainnya.
Sejak tahun 1981, ITT dibagi menjadi dua lembaga yaitu Balai Besar Tekstil dan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil berdasarkan Keputusan Bersama yang dikeluarkan oleh Menteri Perindustrian dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 6 Juni 1981.
Sejak tahun 1980an, ekspor dari komoditi tekstil telah menghasilkan devisa yang nilainya signifikan bagi negara; dan lulusan STTT telah memberikan kontribusi yang besar dalam menghasilkan devisa ini. Sampai saat ini, STTT adalah satu-satunya perguruan tinggi tekstil milik pemerintah.
LOKASI
Kampus mandiri STTT terletak di [[Jalan Jakarta No. 31 Bandung 40272, no. telpon : 022-7272580, fax:022-7271694 dan website www.stttekstil.ac.id, Indonesia. Kampus ini tepat di pusat kota Bandung sehingga sangat mudah untuk dijangkau oleh kendaraan umum maupun oleh kendaraan pribadi. Tempat tinggal untuk mahasiswa dari luar kota juga tersedia di sekitar kampur dengan harga yang relatif murah. Bandung juga terkenal sebagai kota yang sejuk dan nyaman serta Bandung adalah pusat industri tekstil di Indonesia sehingga menjadikan kampus STTT merupakan tempat yang tepat untuk menimba ilmu dibidang teknologi tekstil.
0 komentar:
Posting Komentar